Selasa, 28 Januari 2014

Di Hadapan Anfield nan Klasik Itu


Liverpool - "This is Anfield adalah sebuah statement." Demikian ucapan Kevin, pria yang mengantarkan kami berkeliling Anfield. Dia begitu bangga dengan ucapan yang dicetuskan oleh Bill Shankly tersebut.

"Besok kedua kapten akan berdiri di bawah logo ini sebelum memasuki lapangan. Bill Shankly menaruhnya karena kebanyakan stadion di Inggris menulis 'Welcome to...' atau 'Home of...'. Bill Shankly ingin sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang bisa mengintimidasi lawan," ucap Kevin.

Pria berkepala plontos itu lantas melanjutkan cerita mengenai The Kop, tribun termahsyur di Anfield itu, dan bagaimana ramainya tribun tersebut di tiap-tiap laga. Apalagi pekan ini Liverpool akan menjamu rival sekota, Everton.

"Ini adalah pengabadian untuk mereka, suporter-suporter yang sangat passionate terhadap Liverpool. Mereka tidak akan berhenti bernyanyi sepanjang pertandingan."

"Saya sendiri cukup beruntung bisa menyaksikan banyak pertandingan. Masing-masing pertandingan punya kenangan tersendiri buat saya soal The Kop," ucapnya.

Anfield mungkin hanya berjarak "sepelemparan batu" dengan Goodison Park. Hanya dipisahkan oleh Stanley Park. Keduanya bahkan punya sejarah yang sama --sama-sama pernah berumah di Anfield. Oleh karenanya, derby Merseyside dianggap sebagai salah satu yang paling intens di tanah Inggris.

Ketika saya dan rombongan Garuda Indonesia tiba di Liverpool pada Minggu malam (26/1), reklame mengenai pertandingan itu sudah terpajang di beberapa sudut kota. Stasiun televisi yang menyiarkan juga mengambil untung dengan memasang iklan bertuliskan "More Than 3 Points at Stake."

Ya, jarak poin Liverpool dan Everton di klasemen memang sedekat jarak Anfield ke Goodison Park, tapi ada lebih dari tiga poin dipertaruhkan di sini. Yang satu tidak ingin menanggung malu di hadapan yang lainnya.

"Saya cukup yakin Daniel Sturridge dan Luis Suarez sudah cukup untuk menjadi amunisi kami di lini depan. Sekarang tinggal tergantung kami, para bek, untuk menjaga pertahanan sebaik mungkin," ujar Kolo Toure di koran lokal.

Toure cukup beruntung sudah pernah mencicipi berbagai derby di Inggris, mulai dari derby London Utara hingga Manchester. Namun, dia belum pernah sekalipun bermain di derby Merseyside. Abang dari Yaya Toure ini pun agak penasaran seperti apa rasanya bermain di derby tersebut --meski dia sudah banyak mendengar cerita mengenainya.

Keluarga-keluarga di Liverpool akan terbiasa datang berbondong-bondong ke stadion untuk menyaksikan si merah dan si biru saling baku hantam. Si ayah adalah penggemar Liverpool, sementara mungkin si istri atau anaknya adalah pendukung Evrerton.

Jangan heran jika Anda mendengar bahwa Jamie Carragher dan Michael Owen adalah penggemar Everton semasa kecil, karena memang demikianlah keadaan di sini. Derby Merseyside menghadirkan rivalitas yang begitu tegang, tetapi juga begitu intim.

Pada era 90-an hingga awal 2000-an, Merseyside juga dikenal sebagai salah satu tempat lahirnya bakat-bakat menjanjikan. Dulu Everton punya Danny Cadamarteri, Francis Jeffers, ataupun James Vaughan yang sempat digadang-gadang jadi masa depan klub mereka. Namun, pada akhirnya, nama-nama itu tenggelam di hadapan pemuda-pemuda Anfield seperti Owen, Carragher, Jamie Redknapp, hingga pemuda yang dulu mengenakan kostum nomor 17 bernama Steven Gerrard.

Dalam kelanjutannya, Everton akhirnya menghasilkan pemuda-pemuda hebat lainnya: Wayne Rooney, Jack Rodwell, hingga kini Ross Barkley. Bahkan Barkley, yang kini berusia 20 tahun, sudah digadang-gadang menjadi penggawa lini tengah tim nasional Inggris di masa depan.

Begitu banyak kemiripan antara keduanya yang tidak terbantahkan. Liverpool dan Everton adalah dua saudara kandung yang seperti ingin berebut perhatan dari orang tua mereka. Si kakak yang seperti terpinggirkan karena keberadaan si adik akan selalu mengincar kesempatan untuk mengklaim perhatian itu.

Salah satu iklan bahkan mengklaim sebagai derby paling sukses di tanah Inggris. Ukurannya jelas, Liverpool adalah pengoleksi 18 gelar juara liga, sementara Everton 9. The Toffees adalah klub keempat dalam urusan pengoleksi gelar juara Liga Inggris terbanyak --di bawah Manchester United, Liverpool, dan Arsenal.

Jika urusannya adalah trofi liga, derby Merseyside berbeda dengan rivalitas Arsenal-Tottenham Hotspur yang begitu timpang, hingga United-Manchester City. Baik Liverpool dan Everton boleh bertepuk bangga karena mereka punya sejarah dan tradisi panjang soal trofi itu.

"Lihat saja besok. Atmosfernya akan beda," ujar Kevin lagi.

Di hadapan Anfield yang klasik itu, kedua saudara itu akan bertemu.


Akun twitter penulis: @rossifinza dari @detiksport
Source: http://sport.detik.com/sepakbola/read/2014/01/28/140553/2480600/72/1/di-hadapan-anfield-nan-klasik-itu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar